Biografi Robert Baden-Powell – Bapak Pandu Sedunia
Baden-Powell
dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8
anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya,
pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang wanita yang
berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata
tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell
dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya
kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan – dan
menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan
terlarang.
Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama.
Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di
India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan
pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya
dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di
mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang Zulu
yaitu:
impressa : serigala yang tak pernah tidur, karena dia sering berjaga-jaga saat malam.
kantankye : orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar.
m’hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.
kantankye : orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar.
m’hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul
kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam
lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di
daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin
gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia
40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897.
Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk
“Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai
peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru.
Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir
sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam
hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan
terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya
pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan
Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang
membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap
dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang
melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu
berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar
keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang
dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun.
Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk
menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara
parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi
dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa
pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak
ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat
kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan
ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan
Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral,
Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali
ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda
pada tahun 1903.
Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya
“Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan
oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to
Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat
satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang
berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku
“Scouting for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan
gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat
nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka
berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua
pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana
Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri
kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara
perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden
Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan
pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang
mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames
di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk
memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan
mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun
yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran
Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu.
Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan
secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya
memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang
gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka
membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls
Royce.
Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan
dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada
beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa
mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat
mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin
menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas
rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar
Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional.
Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan
Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with NoA«l.
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with NoA«l.
Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada
tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun
1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak a satu anak laki-laki dan
dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak
laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:
* Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
* Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
* Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
* Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
* Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah
kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit
kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan
psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini
berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar
tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan
pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya,
negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan
dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell
dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939.
Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan
hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai
hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk
memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri
Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar