Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:
a. mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
b. memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
c. kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.
Kaum muda seusia Pramuka Penegak
berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam
perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang
menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan. Perkembangan
semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya.
Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya:
a. Adat Ambalan
b. Sandi Ambalan
c. Renungan Jiwa
Adat merupakan kebiasaan yang
disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah
berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan
tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan
menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat. Adat bersifat
lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di
masyarakat yang lain.
ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
Adat Ambalan merupakan
adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati
sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang
dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepeduliaan terhadap Tuhan
YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam
lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya
pada Kode Kehormatan Pramuka.
Anggota adat (Pramuka
Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan
penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.
Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.
Macam-macam Adat Ambalan
Sedikit banyaknya yang manjadi Adat
dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri. Contoh-contoh Adat
Ambalan (yang pernah ada)
1) Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.
Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau
Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk
mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti
latihan/kegiatan Pramuka Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan
kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik
dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif
mengikuti kegiatan Ambalan. Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut
dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan
bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan
harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU
Pramuka Penegak Bantara.
2) Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara
- pada proses menyelesaikan SKU,
calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara
Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan
keterampilan dan sikap calon Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.
- pada saat menjelang pelantikan
sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas
spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca
beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan semangat
dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
- setelah tugas-tugas spiritual
tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan
membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif. Upacara adat ini
disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan tangan
serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung
kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan
dibuang.
3) Adat Ambalan membaca Renungan jiwa
Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air,
bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya
kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Misalnya : Renungan jiwa pada saat :
- peringatan hari besar nasional/agama
- selesai upacara pelantikan
- terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/ melanggar Trisatya/ Dasadarma
4) Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.
5) Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat
d. Perlengkapan Adat Ambalan
1) Pusaka Ambalan
Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan
disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat
upacara adat dilakukan.
2) beberapa macam Renungan jiwa
3) beberapa Sandi Ambalan
4) kostum Pemangku Adat
5) perlengkapan Upacara Adat
SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a. Sandi Ambalan disusun oleh dan
untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat
ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan. Dalam proses penyusunannya,
Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam
penyusunan Sandi Ambalan ialah :
1) Pancasila
2) Prinsip Dasar Kepramukaan
3) Kode Kehormatan Pramuka
4) AD dan ART Gerakan Pramuka
5) Norma-norma agama dan masyarakat
6) Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.
b. Setiap Ambalan memiliki Sandi
Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam Ambalan
tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota
Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain
c. Bagi Pramuka Penegak, Sandi
Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi
Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam
suasana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap
tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.
Contoh Sandi Ambalan
SANDI AMBALAN
TIRULAH MATAHARI
“Atau paling tidak jadilah seperti
rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerangi bumi di malam gulita.
Cahaya matahari seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang
meskipun senantiasa dipancarkan untuk menerangi semesta.”
Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Ibu pertiwi tersedu
Murka alam porak-porandakan negeri
Nafsu dan dengki coreng wajah bangsa
Anak negeri enggan dan berlalu
Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Segelintir merangkak terseok-seok
Gundah hati penuh tanya
Segelintir merangkak cari mulia
Sepenuh jiwa menempuh kelelahan
Mengejar mulia hingga banyak jemu
Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Mentari tenggelam, rembulan urung
Ibu pertiwi tersenyum dan beraksara
Jangan mengira mulia adalah madu yang kau makan
Takkan kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar
Hanya yang bersungguh-sungguh dan bersabar
Yang akan menemukannya…
Kawanku, Arjuna dan Srikandi Indonesia,
Tundukkan kepala dan pejamkan matamu,
Rasakan tiap degup jantungmu,
Renungkanlah …
Bumi yang kita pijak,
Langit yang kita tatap,
Udara yang kita hirup,
Cahaya mentari yang kita rasakan kehangatannya,
Rembulan yang benderang di tengah gulita,
adalah
bumi, langit, udara, mentari, rembulan yang sama
dengan yang disaksikan
Plato, Socrates, Heraklius, Gandhi, Soekarno
Jika mereka bisa terinspirasi olehnya,
kenapa kita tidak?!
Tanamkan mutiara itu dalam dadamu
Satya dan Dharma Praja Muda Karana
Hingga tiba saatnya,
Engkau mampu menyinari tanpa mentari
Berjalan di malam hari tanpa rembulan
Sorot matamu bagai sihir
Tajam keningmu bagai kilatan pedang
Tirulah matahari
Jadilah mentari bagi dunia
Buka matamu
Dan tataplah ke depan
Kemuliaan adalah keniscayaan
Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Gulita terbelah
Sinar cerah merekah
Selama jantung masih berdetak
Kami, jiwa muda Indonesia
Takkan menyerah
Mengawal zaman
Mempersembahkan untukmu ibu pertiwi
Semangat PASOEPATI – PUSPITA MURTI
RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
a. Renungan ialah suatu naskah
singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam
upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka
b. Renungan dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya
dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :
Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
c. Naskah renungan disusun oleh
Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga
kelestariannya oleh Pemangku Adat
d. Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:
1) renungan bagi mereka yang akan dilantik
2) renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah
3) bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional
4) beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama
5) renungan pada upacara penutupan latihan
PENUTUP
Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan
Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak)
merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya
hendaknya diupayakan agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan
terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak supaya Adat
Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Prinsip Dasar Kepramukaan
3. Kode Kehormatan Pramuka
4. AD dan ART Gerakan Pramuka
5. Norma-norma Agama dan Masyarakat
6. Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda
KEPUSTAKAAN
1. AD & ART GERAKAN PRAMUKA
2. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999
3. Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4. Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta. 1983
5. Keputusan Kwarda Jawa Tengah
No. 10/KPTS/D.XI/8/79 tentang Tanda, Lambang, Bendera Dan Kibaran Cita
Ambalan Penegak Dan/Atau Racana Pandega
Tidak ada komentar:
Posting Komentar