Selasa, 19 Juni 2012

Inggris bisa Juara

"Yeah, Inggris Bisa Juara"

 
CARL DE SOUZA / AFPPelatih Inggris Roy Hodgson memberi aplaus pada para pemain dan penonton seusai laga melawan Swedia di Stadion Olimpiade Kyiv, Ukraina, Jumat (15/6/2012). Inggris menang 3-2 atas Swedia.
Laga penutup Inggris, menghadapi Ukraina di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, Rabu (20/6) dini hari WIB, akan menjadi pembuktian visi Pelatih ”Three Lions” Roy Hodgson.

Jika skenario imbang atau bahkan menang berjalan mulus, tim Inggris bakal terus ke perempat final. Cemoohan yang selama ini dialamatkan kepada Inggris bukan tak mungkin akan berakhir pujian.

Bahkan, jika Inggris kalah atas Ukraina, harapan mereka belum pupus sepenuhnya menyusul torehan sebelumnya ketika imbang melawan Perancis dan keunggulan atas Swedia. Memang skenario terakhir ini menjadi yang paling riskan karena harus bergantung pada hasil Perancis menghadapi Swedia.

Padahal, tidak seorang pun percaya Inggris bisa mengimbangi atau bahkan mengungguli lawan-lawan mereka di Piala Eropa 2012. Beragam faktor teknis dan nonteknis mengganggu persiapan Inggris. Sebut saja pencopotan ban kapten John Terry yang berbuntut mundurnya arsitek Fabio Capello.

Puncaknya tentu saja saat Roy Hodgson ditunjuk menggantikan Capello, Mei lalu. Mantan pelatih Liverpool itu dicibir karena publik lebih memercayai Harry Redknapp.

Akan tetapi, Hodgson rupanya melihat jauh ke depan dengan keyakinan. Pandangan yang bertentangan dengan keraguan orang soal Inggris dirumuskan Hodgson dalam kalimat sederhana: ”Yeah, Kita Bisa Juara”.

Ia meyakinkan, tidak perlu jadi tim unggulan untuk mencapai target itu. Semangat dalam tim dan momentum keberuntungan yang tepat, menurut Hodgson, jauh lebih penting daripada pemujaan suporter.

Sekitar satu bulan kemudian, visi itu perlahan berwujud. Terakhir ketika Inggris memecundangi Swedia 3-2 dalam laga tempo tinggi yang menguras emosi.

Momentum kebangkitan Inggris dalam laga itu terjadi setelah Hodgson memasukkan pemain sayap Arsenal, Theo Walcott, di menit ke-60 saat Inggris tertinggal 1-2. Tiga menit berselang, Walcott pun menyamakan kedudukan. Walcott pula yang mengumpan Daniel ”Danny” Welbeck sebelum striker Manchester United itu memastikan kemenangan Inggris.

Bagi Inggris, laga penutup penyisihan grup ini semestinya tidak lebih sulit dari dua laga pembuka. Apalagi, tukang gedor andalan dari Manchester United, Wayne Rooney, siap bermain setelah menjalani sanksi larangan bertanding. Penampilan Rooney akan menjadi obat rindu setelah Inggris tidak masuk kualifikasi Piala Eropa 2008.

Tekanan Rooney

Namun, bagi Rooney, laga menghadapi Ukraina bisa jadi tekanan tersendiri. Ia gagal menunjukkan performa terbaiknya pada Piala Dunia 2006 dan 2010. ”Dalam turnamen internasional, saya tidak pernah tampil cukup bagus,” kata Rooney. Gol terakhirnya dalam kejuaraan besar bagi ”The Three Lions” ialah saat tampil di Euro 2004.

Bahkan, ia tak berani menjanjikan penampilan terbaik dalam laga kali ini dan hanya berharap tidak melakukan kesalahan. Namun, Rooney sepakat dengan visi Hodgson soal para pemain Inggris kali ini. ”Saat ini saya merasa sebagai pemain dengan kemampuan yang lebih baik,” ujar Rooney.

Apalagi, striker temperamental itu sudah mulai menguasai emosinya setelah menendang bek Montenegro, Miodrag Dzudovic, dalam laga kualifikasi terakhir. Sekalipun Rooney tetap bersikeras tidak ada kesengajaan dari tindakannya itu.

Dalam laga Rabu dini hari WIB, Rooney kemungkinan dipasangkan dengan bomber Liverpool, Andy Carroll. Namun, bisa juga diduetkan dengan rekan seklubnya, Danny Welbeck. Apalagi, Rooney merasa sudah padu dengan Wellbeck.

”Saya rasa keunggulan terbesar Danny ialah terus berlari di lini pertahanan lawan, dia sangat cepat,” puji Rooney. Namun, di laga itu Theo Walcott bisa jadi disimpan menyusul kambuhnya cedera hamstring sayap Arsenal itu saat berlatih.

Dukungan suporter

Sementara tuan rumah Ukraina dihantui cedera lutut yang dialami kapten Andriy Shevchenko. Striker Dynamo Kiev berumur 35 tahun itu seperti kelelahan setelah memborong dua gol dalam laga pertama melawan Swedia.

Jika Shevchenko tampil di bawah performa terbaik, atau bahkan tidak dimainkan, duet Andriy Yarmolenko dan Evhen Konoplyanka yang biasa menyokong Shevchenko bakal sia-sia. Belum lagi kekalahan 0-2 saat menghadapi Perancis yang masih menyisakan trauma bagi para pemain dan suporter.

Padahal, hanya kemenangan yang bisa menyelamatkan Ukraina jika tidak ingin tersisih seperti tuan rumah lainnya, Polandia. Karena itulah dukungan suporter tuan rumah akan menjadi pemain ke-12 yang lebih menentukan di tengah minimnya motivasi

Wakil Perdana Menteri Ukraina Boris Kolesnikov bahkan meminta setiap jendela rumah warga Ukraina mesti dipasangi bendera kebangsaan. Ia mendesak warga Ukraina mendukung tim nasional dan memberikan tekanan kepada lawan. ”Tidak ada resep lain,” kata Boris.

Bagi penyerang Ukraina, Andriy Voronin, laga ini bakal jadi yang terakbar dalam sejarah persepakbolaan negaranya.

”Bagi kami, pertandingan ini sangat penting. Tidak hanya bagi tim, tetapi juga bagi seluruh negeri,” ujar bomber Dynamo Moskwa itu.

Hingga beberapa jam sebelum laga, Inggris masih di atas angin. Sejumlah prediksi memperkirakan keunggulan bagi ”The Three Lions” dengan selisih hingga dua gol.

Namun, Inggris tetap harus mengingat laga terakhir menghadapi Ukraina dalam kualifikasi Piala Dunia, 10 Oktober 2009. Kala itu, Inggris kalah 0-1. Apabila itu terjadi, cibiran tak akan berubah menjadi puja-puji. (INGKI RINALDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar