"Yeah, Inggris Bisa Juara"
CARL DE SOUZA / AFPPelatih
Inggris Roy Hodgson memberi aplaus pada para pemain dan penonton seusai
laga melawan Swedia di Stadion Olimpiade Kyiv, Ukraina, Jumat
(15/6/2012). Inggris menang 3-2 atas Swedia.
TERKAIT
Laga
penutup Inggris, menghadapi Ukraina di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina,
Rabu (20/6) dini hari WIB, akan menjadi pembuktian visi Pelatih ”Three
Lions” Roy Hodgson.
Jika skenario imbang atau bahkan menang
berjalan mulus, tim Inggris bakal terus ke perempat final. Cemoohan yang
selama ini dialamatkan kepada Inggris bukan tak mungkin akan berakhir
pujian.
Bahkan, jika Inggris kalah atas Ukraina, harapan mereka
belum pupus sepenuhnya menyusul torehan sebelumnya ketika imbang melawan
Perancis dan keunggulan atas Swedia. Memang skenario terakhir ini
menjadi yang paling riskan karena harus bergantung pada hasil Perancis
menghadapi Swedia.
Padahal, tidak seorang pun percaya Inggris
bisa mengimbangi atau bahkan mengungguli lawan-lawan mereka di Piala
Eropa 2012. Beragam faktor teknis dan nonteknis mengganggu persiapan
Inggris. Sebut saja pencopotan ban kapten John Terry yang berbuntut
mundurnya arsitek Fabio Capello.
Puncaknya tentu saja saat Roy
Hodgson ditunjuk menggantikan Capello, Mei lalu. Mantan pelatih
Liverpool itu dicibir karena publik lebih memercayai Harry Redknapp.
Akan
tetapi, Hodgson rupanya melihat jauh ke depan dengan keyakinan.
Pandangan yang bertentangan dengan keraguan orang soal Inggris
dirumuskan Hodgson dalam kalimat sederhana: ”Yeah, Kita Bisa Juara”.
Ia
meyakinkan, tidak perlu jadi tim unggulan untuk mencapai target itu.
Semangat dalam tim dan momentum keberuntungan yang tepat, menurut
Hodgson, jauh lebih penting daripada pemujaan suporter.
Sekitar
satu bulan kemudian, visi itu perlahan berwujud. Terakhir ketika Inggris
memecundangi Swedia 3-2 dalam laga tempo tinggi yang menguras emosi.
Momentum
kebangkitan Inggris dalam laga itu terjadi setelah Hodgson memasukkan
pemain sayap Arsenal, Theo Walcott, di menit ke-60 saat Inggris
tertinggal 1-2. Tiga menit berselang, Walcott pun menyamakan kedudukan.
Walcott pula yang mengumpan Daniel ”Danny” Welbeck sebelum striker
Manchester United itu memastikan kemenangan Inggris.
Bagi
Inggris, laga penutup penyisihan grup ini semestinya tidak lebih sulit
dari dua laga pembuka. Apalagi, tukang gedor andalan dari Manchester
United, Wayne Rooney, siap bermain setelah menjalani sanksi larangan
bertanding. Penampilan Rooney akan menjadi obat rindu setelah Inggris
tidak masuk kualifikasi Piala Eropa 2008.
Tekanan Rooney
Namun,
bagi Rooney, laga menghadapi Ukraina bisa jadi tekanan tersendiri. Ia
gagal menunjukkan performa terbaiknya pada Piala Dunia 2006 dan 2010.
”Dalam turnamen internasional, saya tidak pernah tampil cukup bagus,”
kata Rooney. Gol terakhirnya dalam kejuaraan besar bagi ”The Three
Lions” ialah saat tampil di Euro 2004.
Bahkan, ia tak berani
menjanjikan penampilan terbaik dalam laga kali ini dan hanya berharap
tidak melakukan kesalahan. Namun, Rooney sepakat dengan visi Hodgson
soal para pemain Inggris kali ini. ”Saat ini saya merasa sebagai pemain
dengan kemampuan yang lebih baik,” ujar Rooney.
Apalagi, striker
temperamental itu sudah mulai menguasai emosinya setelah menendang bek
Montenegro, Miodrag Dzudovic, dalam laga kualifikasi terakhir. Sekalipun
Rooney tetap bersikeras tidak ada kesengajaan dari tindakannya itu.
Dalam
laga Rabu dini hari WIB, Rooney kemungkinan dipasangkan dengan bomber
Liverpool, Andy Carroll. Namun, bisa juga diduetkan dengan rekan
seklubnya, Danny Welbeck. Apalagi, Rooney merasa sudah padu dengan
Wellbeck.
”Saya rasa keunggulan terbesar Danny ialah terus
berlari di lini pertahanan lawan, dia sangat cepat,” puji Rooney. Namun,
di laga itu Theo Walcott bisa jadi disimpan menyusul kambuhnya cedera
hamstring sayap Arsenal itu saat berlatih.
Dukungan suporter
Sementara
tuan rumah Ukraina dihantui cedera lutut yang dialami kapten Andriy
Shevchenko. Striker Dynamo Kiev berumur 35 tahun itu seperti kelelahan
setelah memborong dua gol dalam laga pertama melawan Swedia.
Jika
Shevchenko tampil di bawah performa terbaik, atau bahkan tidak
dimainkan, duet Andriy Yarmolenko dan Evhen Konoplyanka yang biasa
menyokong Shevchenko bakal sia-sia. Belum lagi kekalahan 0-2 saat
menghadapi Perancis yang masih menyisakan trauma bagi para pemain dan
suporter.
Padahal, hanya kemenangan yang bisa menyelamatkan
Ukraina jika tidak ingin tersisih seperti tuan rumah lainnya, Polandia.
Karena itulah dukungan suporter tuan rumah akan menjadi pemain ke-12
yang lebih menentukan di tengah minimnya motivasi
Wakil Perdana
Menteri Ukraina Boris Kolesnikov bahkan meminta setiap jendela rumah
warga Ukraina mesti dipasangi bendera kebangsaan. Ia mendesak warga
Ukraina mendukung tim nasional dan memberikan tekanan kepada lawan.
”Tidak ada resep lain,” kata Boris.
Bagi penyerang Ukraina, Andriy Voronin, laga ini bakal jadi yang terakbar dalam sejarah persepakbolaan negaranya.
”Bagi
kami, pertandingan ini sangat penting. Tidak hanya bagi tim, tetapi
juga bagi seluruh negeri,” ujar bomber Dynamo Moskwa itu.
Hingga
beberapa jam sebelum laga, Inggris masih di atas angin. Sejumlah
prediksi memperkirakan keunggulan bagi ”The Three Lions” dengan selisih
hingga dua gol.
Namun, Inggris tetap harus mengingat laga
terakhir menghadapi Ukraina dalam kualifikasi Piala Dunia, 10 Oktober
2009. Kala itu, Inggris kalah 0-1. Apabila itu terjadi, cibiran tak akan
berubah menjadi puja-puji. (INGKI RINALDI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar